di satu sisi, bertahan itu sakit..
di satu sisi, bertahan itu layaknya kutukan...
di satu sisi, bertahan seperti mimpi..
di satu sisi, bertahan bagaikan menginjak dengki..
tak terbayang bagaimana mengatur pertahanan itu
apakah itu harus diam?
apakah harus marah?
apakah harus meneteskan airmata?
apakah harus bergelimangan harta?
bertahan lewat firmanNya...
bertahan lewat doaNya..
bertahan lewat kasihNya..
bertahan lewat hatiNya..
hati Bapa lebih lembut dari awan..
hati Bapa tak ternilai..
hati Bapa membawa damai..
hati Bapa menyentuh setiap hati manusia..
namun, apakah aku sebagai manusia merasakan sentuhannya?
berapa lama ku tenggelam dalam dunia derita yang kubangun?
berapa lama ku tersayat oleh pisau yang kubuat dan kuasah sendiri?
berapa lama aku tetap terpenjara oleh imajinasi imitasi dari si iblis?
berapa lama lagi aku tetap menjadi hambaNya yang tidak tahu diri?
bagaimana mempertahankan yang baik di dalam hidup ini?
mengapa hidup bagaikan cerminan lilin tanpa api?
seberapa jauh lilin mampu bertahan ?
seberapa besar lilin memberi yang terbaik di dalam pertahanannya?
bertahan.. tidak pernah mudah
bertahan.. tidak selamanya lurus
bertahan.. selalu ada rintangan
bertahan.. selalu lukalah resikonya..
No comments:
Post a Comment